Rabu, 16 Januari 2013

Mengenali bahan makanan sebelum mengolah menjadi makanan

Hai sobad blogger.
Nah kini saya mau bagikan ilmu tentang bahan makanan.
Pastinya kita sebagai manusia butuh makan bukan?
nah disamping itu pastinya ingin makan makanan yang sehat,alami dan  bergizi.

sebelum memasak setidaknya kita wajib tau bahan makanan untuk makan.

nah ini dia ilmu-nya,semoga bermanfaat sobad.
Bahan pangan
Bahan pangan adalah bahan
yang digunakan untuk menghasilkan
pangan. Sedangkan produk
pangan adalah hasil penanganan
atau pengolahan bahan pangan.
Meskipun kondisinya jauh berbeda,
keduanya mengalami proses
penurunan mutu. Bahan pangan
mengalami penurunan mutu dari
sejak dipanen atau ditangkap
hingga ketangan konsumen, baik
konsumen akhir maupun antara.
Konsumen akhir merupakan konsumen
yang langsung menangani
bahan pangan tersebut untuk
dikonsumsi. Konsumen antara
menangani bahan pangan untuk
dikirim kepada konsumen akhir
(pedagang) atau ditangani dan diolah
lebih dahulu menjadi produk
pangan (industri) bagi kebutuhan
konsumen akhir. Meskipun keduanya
adalah konsumen antara,
peranan pedagang dan industri
dalam menangani bahan pangan
berbeda.
Pedagang akan selalu berusaha
menjaga mutu dari bahan pangan
agar tetap baik sampai ke tangan
konsumen. Sedangkan industri,
selain menjaga mutu dari bahan
pangan juga akan berusaha menjaga
produk pangan yang dihasilkan
agar tidak tercemar sampai
ke tangan konsumen.
Pencemaran yang dialami oleh
bahan pangan akan mempengaruhi
mutu produk yang dihasilkan.
Namun yang lebih menghawatirkan
adalah pencemaran bahan
pangan dapat menyebabkan sakit
atau keracunan bagi konsumen
yang mengkonsumsinya.
Untuk mempertahankan mutu
bahan atau produk pangan
diperlukan pemahaman tentang
sifat bahan pangan, faktor yang
mempengaruhi penurunan mutu,
dan upaya yang dapat dilakukan
untuk menghambat penurunan
mutu tersebut.
  • Sifat bahan pangan
Berdasarkan jenisnya, sifat dari
bahan pangan dapat dibagi menjadi
tiga golongan, yaitu sifat fisik,
kimiawi, dan biologis.
  • Sifat fisik
Sifat fisik yang memiliki hubungan
erat dengan sifat dari bahan
pangan antara lain sifat alometrik,
tekstur, kekenyalan, koefisien
gesek, dan konduktivitas panas.
Sifat fisik memiliki kaitan sangat
erat dengan mutu bahan pangan
karena dapat digunakan sebagai
informasi dasar dalam menentukan tingkat metode penanganan
dan atau bagaimana mendisain
peralatan pengolahan terutama
peralatan pengolahan yang bersifat
otomatis.
  •  Hubungan alometrik
Kekuatan, ukuran, bentuk bahan
pangan merupakan sifat fisik
penting yang berperan dalam
pengolahan. Sifat fisik tersebut
dapat menentukan metode penanganan
dan disain peralatan
pengolahan.
Ukuran dan bentuk fisik
merupakan sifat dasar yang
penting. Pada kerang-kerangan,
dimensi kerang, rasio dimensi
kerang, rasio volume ruang
dengan volume total dan berat
kerang dapat membantu dalam
penetuan peralatan penanganan
dan potensi daging per wadah.
Informasi mengenai ukuran dan
bentuk bahan pangan dapat
membantu dalam pembuatan alat
seleksi.
Jenis bahan pangan, kondisi
pertumbuhan, tempat hidup dan
faktor lingkungan lainnya akan
berpengaruh terhadap dimensi
bahan pangan dan dengan
sendirinya akan berpengaruh
terhadap rasio dimensi peralatan.
 Alat seleksi buah
berdasarkan bentuk dan
ukuran (sifat fisik) bahan
pangan
  • Tekstur
Tekstur bahan pangan beraneka
ragam, mulai dari yang tekstur
halus hingga kasar. Tekstur
bahan pangan berkaitan dengan
perlindungan alami dari bahan
pangan tersebut. Namun dari sisi
sebagai bahan pangan, tekstur
memiliki kaitan erat dengan cara
penanganan dan pengolahan
bahan pangan.
Pengujian tekstur bahan pangan
sudah banyak dilakukan dengan
menggunakan alat penggunting
atau penusuk. Informasi yang
diperoleh akan berguna untuk
menentukan berapa kekuatan
yang diperlukan apabila akan
menggunakan produk tersebut.
Lebar bahan pangan akan mempengaruhi
energi yang diperlukan
untuk memotong. Pemotongan
cumi-cumi yang berukuran 3 cm
  • Sifat Bahan Pangan
3 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan
akan membutuhkan energi 205 N
dibandingkan dengan cumi-cumi
berukuran 1 cm yang ternyata
hanya membutuhkan energi pemotongan
82 N.
Jumlah energi yang dibutuhkan
untuk memotong bahan pangan
dipengaruhi oleh sudut pisau,
temperatur dan ketebalan bahan
pangan, kecepatan pemotongan,
dan arah serat.
Arah serat mempengaruhi energi
yang diperlukan untuk melakukan
pemotongan bahan pangan.
Selain itu, lokasi daging pada
satu individu juga mempengaruhi
energi yang dibutuhkan untuk
melakukan pemotongan.
Di pasar swalayan biasanya terpampang
gambar yang secara
jelas mencantumkan nama jenisjenis
daging terdapat pada sapi.
Tingkat kekerasan antara daging
sapi yang terletak di bagian kaki
dengan di bagian perut berbeda.
Demikian pula dengan kekerasan
daging yang terletak pada organ
gerak dengan organ yang tidak
bergerak.
  • Kekenyalan
Kekenyalan bahan pangan erat
kaitannya dengan jumlah dan
jenis tenunan pengikat yang
dimiliki dan tingkat kesegaran.
Setiap bahan pangan akan memiliki
jumlah dan jenis tenunan
pengikat yang berbeda dengan
bahan pangan lainnya dan akan
mempengaruhi kekenyalannya.
Daging sapi lebih kenyal daripada
daging ikan karena memiliki
tenunan pengikat lebih banyak
dan besar.
Perbandingan tenunan
pengikat yang banyak dan
besar pada daging sapi
(atas) dan sedikit, teratur
dan halus pada daging ikan
(bawah)Pengukuran kekenyalan bahan
pangan dapat dilakukan dengan
menggunakan hardness tester
atau pnetrometer.
Penggunaan pnetrometer sangat
mudah. Tekan tombol di bagian
atas untuk mengatur agar jarum
indikator berapa pada posisi
angka nol. Letakkan ujung
bagian bawah pnetrometer ke
permukaan bahan pangan yang
akan diukur. Tekan pnetrometer
secara perlahan hingga jarum
bergerak. Apabila jarum sudah
tidak bergerak lagi, penekanan
dihentikan dan angka yang
ditunjuk oleh jarum adalah nilai
kekenyalan dari bahan pangan
tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Friends

Followers

Fave This

KuiLinsi Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts